
Jakarta – Literasi sering diartikan sebagai kegiatan sebatas baca dan tulis. Padahal, makna sebenarnya literasi jauh lebih dalam dari kegiatan tersebut. Pendefinisian literasi yang benar, disampaikan langsung oleh Deputi Perpusnas RI dalam Raker Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) pada 25-26 Januari 2020.
“Literasi tidak hanya baca tulis saja, tetapi lebih jauh dari itu, mencakup pemahaman makna, kemampuan memilah, dan mengolah informasi, termasuk kemampuan menerapkan informasi yang didapat dari aktifitas tersebut,” ujar Woro Titi Heryanti, Deputi Perpusnas RI, dalam sesi pembukaan Raker GPMB di LPMP DKI Jakarta.
Baca juga
- Hapus Buta Aksara Melalui Pojok Baca
- Pengukuhan PP GPMB, Kepala Perpusnas: Lawan Opini Budaya Rendah Membaca
- biMBA Meriahkan Perpusnas Expo 2019
- RAKORNAS: biMBA-AIUEO Dukung Gerakan Minat Baca
Mamahami makna literasi, bisa dicapai ketika seseorang memiliki Minat baca. Hal ini sejalan dengan tujuan keberadaan GPMB, sebagaimana disampaikan oleh Ketua Umum PP GPMB, Tjahjo Suprajogo. “GPMB itu memang dibuat, bagaimana kita melaksanakan suatu gerakan untuk terhubung menaikkan Minat baca, menumbuhkan Minat, dan Gemar membaca,” ujarnya saat sambutan di hari pertama acara.
Tjahjo juga menyatakan bahwa misi GPMB untuk mendorong gerakan Minat baca dan literasi tersebut, harus berkolaborasi dengan banyak stakeholder supaya berjalan efektif. Salah satunya adalah biMBA AIUEO.
GPMB sendiri merupakan lembaga swadaya masyarakat di bawah binaan Perpusnas RI. Sebagai anggota aktif GPMB sejak 2016, biMBA AIUEO sangat konsisten menjalankan misinya untuk mensosialisasikan pentingnya Minat Baca kepada seluruh masyarakat dengan memberikan pelatihan kepada para motivatornya agar mampu membimbing anak usia dini dengan metode biMBA sehingga tumbuh karakter Minat baca dan Minat belajar mereka, sehingga menjadi generasi pembelajar mandiri sepanjang hayat. (bim)


