Recently updated on Juli 25th, 2021 at 11:29 pm

Setiap orang tua mungkin tidak menyadari telah melakukan pola asuh yang salah pada anak. Kesalahan pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak bisa menimbulkan hal yang tidak baik dan berdampak pada perilaku anak di masa depan.
Salah satu aspek yang bisa menjadi tanda keberhasilan pengasuhan orang tua ialah perilaku anak itu sendiri dalam kesehariannya. Perlu diketahui, bahwa ada pola asuh yang kerap dilakukan orang tua tetapi dampaknya tidak bagus untuk anak.
Naluri orang tua dalam pola asuh anak memang akan selalu melindungi dan merawat anaknya. Namun, ternyata beberapa hal dalam pola asuh anak di bawah ini justru bisa merusak perkembangan psikologi anak dan bahkan bisa berbahaya.
Baca juga
- Pentingkah Orang Tua Menghargai Privasi Anak?
- Bisakah Membatasi Gadget untuk Anak tapi Orang Tua Masih Menggunakannya?
- Bolehkah Orang Tua Turuti Semua Kemauan Anak?
- Peran Orang Tua dalam Pendidikan Karakter Anak
Lalu apa saja kesalahan yang biasa dilakukan orang tua dalam pola asuh kepada anaknya? Yuk, simak!
1. Membandingkan diri dengan orang lain
Ayah Bunda mungkin sudah berhasil dengan tidak membandingkan anak sendiri dengan anak lain. Tetapi bagaimana dengan diri Ayah Bunda sendiri?
Apakah merasa bersalah ketika tidak berhasil mengarahkan anak dalam menumbuhkan Minat baca selama 30 menit tiap malam? Atau ketika hanya membeli cemilan untuk acara sekolah sedangkan orang tua lain membuat kreasi kue yang cantik?
Hal semacam itu sepertinya jangan terlalu keras untuk dipikirkan, cukup lakukan yang terbaik, cintai anak, biarkan anak menyadari bahwa orang tuanya selalu ada dan mengerti untuknya. Berhentilah merasa kurang dan jangan membandingkan diri dengan orang tua lain. Meskipun ini bukan termasuk pola asuh anak, tapi hal ini tidak boleh dilakukan juga karena anak juga akan merasakan dampaknya.
2. Fokus pada hasil
Hidup seharusnya tidak hanya tentang hasil, usaha atau proses juga sama pentingnya. Anak tidak mungkin memperoleh segala hal dengan sekali mencoba, jadi kemampuan untuk mencoba dan mencoba lagi sangat lah penting. Untuk membantu anak memperoleh hal ini, orang tua perlu berhati-hati dengan jenis pujian yang diberikan pada pola asuh anak.
Apakah Ayah Bunda fokus pada hasil atau usaha? Apakah lebih mungkin mengatakan gambar anak bagus atau berkomentar tentang seberapa keras usaha anak untuk membuatnya? Memuji anak ketika melakukan usaha untuk mengerjakan sesuatu berarti membimbing anak agar menghargai proses.
Anak yang dipuji karena proses belajarnya akan merasa baik tentang dirinya dan lebih mungkin bisa menghadapi tugas yang sulit di masa mendatang. Pola asuh anak yang selalu fokus pada hasil akhir sebaiknya dihindari ya, Ayah Bunda.
3. Membentak anak
Pola asuh anak yang benar-benar memberikan efek buruk adalah dengan berteriak dan membentak anak. Apakah bunda tahu ketika berteriak, masalah justru akan bertambah dibanding hari ketika bunda tidak berteriak-teriak?
Faktanya bahkan bisa lebih sulit. Ketika orang tua membentak anak, anak mendengar tapi tidak dengan kata-kata yang Bunda ucapkan. Berteriak mengintimidasi dan bisa menakutkan. Berteriak bukan cara tepat untuk menyampaikan maksud . Bahkan yang lebih buruk, anak bisa belajar melakukan hal yang sama.
Banyak orang tua kini menyadari kalau memukul tidak efektif pada pola asuh anak, tapi mungkin Ayah Bunda terkejut mendengar kalau berteriak juga tidak efektif. Berteriak bisa menyebabkan perubahan perilaku sementara, tapi bisa merusak hubungan dan rasa percaya jangka panjang anak terhadap orang tua. Berteriak juga berarti mencontohkan perilaku buruk ke anak, ini bukan sekedar apa yang diucapkan tapi apa yang orang tua lakukan. Mereka belajar apa yang harus dilakukan dari orang tuanya. (Ajr)