
Seperti yang kita ketahui bersama, baru-baru ini Mendikbudristek, Nadiem Makarim menghapus tes baca, tulis, dan hitung (calistung) dari proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada sekolah dasar (SD), MI, atau sederajat. Hal ini dilakukan karena setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan layanan pendidikan dasar.
Sebelumnya juga tes calistung juga telah dilarang melalui Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010, tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; serta Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 1 Tahun 2021, tentang Penerimaan Peserta Didik Baru.
Selama ini terjadi miskonsepsi di kalangan masyarakat yang membuat seolah-olah anak usia dini harus bisa calistung saat masuk SD. Miskonsepsi ini dikhawatirkan akan menyebabkan ada anak usia dini yang tidak mendapatkan akses pendidikan dasar karena tidak lolos tes calistung.
Baca juga
- Tetap Semangat Masuk Sekolah Usai Libur Lebaran
- Bahagia yang Utama, Anak Pintar Ada Waktunya
- Anak Asyik Main Handphone Hingga Malas Belajar? Ini Solusinya!
- 9 Jenis Kecerdasan Anak
Di Indonesia masih banyak anak usia dini yang belum pernah mendapat kesempatan belajar di satuan PAUD, sehingga sangat tidak tepat apabila anak usia dini diberikan tes calistung sebagai syarat untuk masuk SD, karena pendidikan dasar adalah hak semua anak Indonesia.
Lalu, pertanyaannya apakah anak usia dini tidak perlu dikenalkan calistung?
Menghapus syarat tes calistung ketika masuk SD dengan tidak memperkenalkan kemampuan calistung adalah dua hal yang berbeda. Orang tua sebenarnya boleh mengenalkan konsep calistung sederhana pada anak.
Hal pertama dan utama harus ditumbuhkan dalam diri anak adalah keinginan dan Minat anak untuk belajar, agar mereka tumbuh menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat. Ketika anak dikenalkan calistung harus dengan cara yang menyenangkan sesuai dengan tahap perkembangannya.
Jika anak sudah menyenangi proses belajarnya, tentu tidak sulit untuk melakukan latihan berulang agar kemampuan membaca, menulis, dan berhitungnya bertumbuh dengan baik. Cara inilah yang dipakai di biMBA sehingga membuat banyak anak biMBA yang memiliki Minat dan kemampuan membaca jauh sebelum ia masuk SD. (LPH)